Food Estate,
Merespons ancaman paceklik akibat kekeringan dan pandemi Covid-19 berkepanjangan, Presiden Joko Widodo mencanangkan program Food Estate sebagai salah satu Program Strategis Nasional (PSN). Program Food Estate meliputi pencetakan ratusan ribu hektare sawah baru yang berpotensi merusak lahan gambut dan hutan lindung.
Pemerintah merespon peringatan FAO mengenai dampak pandemi yang berpotensi mengganggu distribusi dan ketersediaan pangan
Lihat peringatan dari FAONamun, detail lokasi Food Estate masih simpang siur
Lokasi Food Estate diproyeksikan berada di lahan eks-Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) satu juta hektar di Kalimantan Tengah yang 64% luas wilayahnya atau sekitar 883.000 hektare memiliki Fungsi Ekosistem Gambut (FEG) Lindung. FEG Lindung tidak seharusnya dibuka karena memiliki fungsi penting dalam pengaturan tata air yang dapat mencegah terjadinya kebakaran gambut. Pemanfaatan lahan gambut dengan fungsi budidaya pun harus dilakukan secara berkelanjutan untuk menghindari dampak negatif lingkungan dan sosial.
Hingga kini, pemerintah tidak transparan dalam merencanakan lokasi Food Estate sehingga dampak program ini terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya tidak dapat dipastikan.
Gambut Budidaya
Gambut Lindung
Tanpa rencana matang, pemerintah kebut program Food Estate
Padahal, mengubah penggunaan lahan secara masif, terutama gambut, memerlukan kajian lingkungan, ekonomi dan sosial secara komprehensif yang melibatkan partisipasi masyarakat.
Pemerintah tutup mata, tutup telinga. Program terus berjalan. Masyarakat harus jeli dan kritis.
Pantau terus realisasi program Food Estate dari waktu ke waktu.
Pantau kabar terkiniBagaimana status ketahanan pangan Indonesia?
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan untuk seluruh orang di sebuah negara. Penilaian ketahanan pangan berdasarkan Global Food Security Index (GFSI) terdiri dari 4 aspek yaitu keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamanan, serta sumber daya alam dan ketahanan.
Indeks ketahanan pangan Indonesia memiliki tren yang meningkat selama 2016-2019, namun menurun pada tahun 2020. Penurunan ini disebabkan karena rendahnya nilai indikator keterjangkauan, kualitas dan keamanan pangan, SDA dan ketahanan.
Sumber data: GFSI 2020.
Kecukupan pasokan pangan Indonesia di atas rata-rata dunia
Walaupun indeks ketahanan menurun, Indeks ketersediaan pangan Indonesia justru meningkat, salah satu indikatornya adalah pasokan pangan Indonesia yang berada pada nilai 72, di atas rata-rata dunia pada 2020. Nilai ini juga meningkat dari tahun 2019.
Sumber data: GFSI 2020.
Bulog optimis ketahanan pangan di tengah krisis akibat covid-19 tahun 2020 dapat teratasi
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan tak perlu khawatir dengan ketahanan pangan dalam negeri, khususnya komoditas beras. Dengan memperhitungkan stok, tingkat konsumsi, dan hasil produksi, beliau optimis ketahanan pangan ditengah krisis akibat Covid-19 pada tahun ini bisa teratasi.
Apakah tepat bertani di atas lahan gambut?
Mengubah fungsi lahan gambut menjadi lahan pertanian biasanya disertai dengan tindakan drainase melalui pembuatan kanal-kanal untuk mengalirkan air di dalam gambut. Selain memerlukan usaha dan biaya yang sangat besar, hal ini juga akan membuat gambut menjadi kering dan rawan terbakar, sehingga mengeluarkan emisi karbon, serta rentan mengekspos sedimen pirit yang membuat tanah tercemar.
Pirit yang terekspos akan membuat tanah sangat masam (ph<3,5) sehingga sulit ditanami. Pirit juga dapat larut dan mencemari air. Contoh, pembuatan kanal sepanjang 187 km pada masa Proyek PLG menyebabkan kematian ikan secara massal di Sungai Mangkatip dan anak-anak sungai Barito pada tahun 1997.
Hasil panen padi di lahan gambut jauh lebih rendah dibandingkan lahan mineral
Selain itu sulitnya konversi lahan gambut akan memakan waktu, biaya dan tenaga yang tidak sedikit.
Hingga sekarang belum pernah ada proyek Food Estate di atas lahan gambut yang terbukti berhasil.
Di lahan gambut
Di lahan mineral
Kenapa produktivitas padi di lahan gambut lebih rendah?
Rendahnya kandungan unsur hara makro maupun mikro lahan gambut yang tersedia untuk tanaman.
Tingkat keasaman di gambut tinggi.
Penggunaan teknologi usaha tani di atas gambut yang masih minim.
Lantas, akankah kegagalan Food Estate di lahan gambut terulang kembali?
Lantas, akankah kegagalan Food Estate di lahan gambut terulang kembali?
Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektar (PPLG)
110.000 Ha
1.450.000 Ha
Lantas, akankah kegagalan Food Estate di lahan gambut terulang kembali?
Ketapang Food Estate
100 Ha
100.000 Ha
Lantas, akankah kegagalan Food Estate di lahan gambut terulang kembali?
Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE)
400 Ha
1.200.000 Ha
Alih fungsi lahan untuk program Food Estate di masa lampau mengorbankan tutupan hutan dan gambut secara masif
Lahan gambut sering kali disalahartikan sebagai lahan tidur. Padahal, lahan gambut adalah penyangga kehidupan masyarakat, flora serta fauna di sekitarnya. Lahan gambut yang rusak akan sulit untuk dipulihkan kembali seperti semula.
Citra satelit di bawah ini menunjukkan perubahan tutupan lahan yang signifikan setiap tahun di kawasan eks-Proyek PLG.
Kawasan eks-Proyek PLG mengalami perubahan tutupan lahan yang signifikan setiap tahunnya dan mengubah keadaan ekosistem di atasnya.
Source:
Sampai sekarang kebakaran berulang masih terjadi saat musim kemarau di kawasan eks proyek PLG
Alih-alih mendongkrak cadangan pangan Indonesia, Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektar (PLG) pada tahun 1995 malah mewariskan lahan gambut rusak yang terus mengalami kebakaran berulang setiap musim kemarau.
Pembukaan kembali di kawasan yang sama dikhawatirkan akan menimbulkan dampak kebakaran yang lebih parah.
- Terbakar lebih dari 3x
- Terbakar lebih dari 2x
- Terbakar lebih dari 1x
- Hanya sekali terbakar
- Blok Eks PLG
Indonesia juga mengalami kerugian finansial yang tidak sedikit akibat kegagalan program Food Estate
Anggaran Proyek PLG tahun 95 sebesar hampir 7 Triliun Rupiah berakhir sia-sia, proyek mangkrak dan meninggalkan banyak kerugian sosial dan ekonomi serta konflik di masyarakat
Total kerugian negara dari 1995-April 1999
Alokasi anggaran rehabilitasi* yang tidak terlaksana * Berdasarkan Rencana Induk Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan Eks-Proyek PLG.
Dampak sosial dalam proyek Ketapang Food Estate menjadi contoh kegagalan karena minimnya sumber daya penggarap
Penggarapan sawah membutuhkan 40-60 orang untuk penanaman dan 200-250 orang untuk memanen per hektarnya. Namun, kebutuhan sumber daya penggarap dalam jumlah besar tersebut gagal dipenuhi dalam proyek Ketapang Food Estate.
Masyarakat penggarap lahan juga tidak diberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas untuk mengelola lahan gambut yang berkelanjutan.
Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya kejelasan upah dari cetak sawah yang merugi sehingga masyarakat transmigran harus mengais pendapatan dengan pekerjaan buruh serabutan.
Mereka [pekerja transmigran] mengeluh tidak bisa berharap pada tanah pembagian dua hektar jatah mereka di lokasi trans karena kondisi tanahnya yang bergambut dan hanya bisa ditanami nanas dan tanaman keras lainnya,
Laksmi & Khidir, 2015. Kebun Pangan Skala Luas di Ketapang: Menggambar Angan-Angan Tentang Surplus Produksi.
Konflik sosial yang berujung penindasan masyarakat marak terjadi dalam pelaksanaan program Food Estate
Proyek MIFEE di Provinsi Papua pada akhirnya menyengsarakan masyarakat karena perusahaan mengambil lahan warga dengan kedok solusi krisis pangan dan energi dunia.
Kini, lahan-lahan tersebut telah menjadi perkebunan monokultur seperti sawit dan akasia, sedangkan masyarakat kehilangan hutan dan kebun sagu yang selama ini menopang kebutuhan pokok pangan mereka.
Ayo pantau pelaksanaannya!
Pantau pelaksanaan
Halaman ini menunjukkan kabar terkini yang dikurasi dan akan terus diperbaharui oleh Pantau Gambut.
Feb 2021
Mentan belum bisa menyimpulkan apakah panen gagal atau tidak. Menurutnya tidak mudah menggarap lahan tersebut karena kondisi rawa yang cukup dalam (1,5 m) dengan kedalaman air 50 cm dan pH yang sangat asam, sehingga butuh waktu lebih untuk menggarapnya.
Baca artikelKarena percepatan pola tanam yang dianjurkan pemerintah, 90% petani di Belanti Siam merugi.
Baca artikelKadis Hortikultura dan Peternakan Kalteng membantah adanya gagal panen, yang ada penurunan produksi karena panen paksa akibat roboh diterpa angin dan hujan.
Baca artikelJan 2021
200-250 ha lahan siap panen dengan hasil panen beragam. Sebagian petani memanen dengan kondisi hijau dan belum matang maksimal karena tanaman roboh akibat angin kencang.
Baca artikelLumbung pangan di Kalteng terancam gagal panen dan jauh dari harapan petani lantaran banyak faktor, antara lain percepatan masa tanam dan bibit padi tak sesuai jenis tanah.
Baca artikelPresiden Joko Widodo meminta agar daerah mempercepat pembangunan proyek food estate yang ditargetkan selesai pada 2021. Dan meminta kepala daerah yang mendapat proyek food estate mempercepat perizinan.
Baca artikelDes 2020
Kementerian Pertanian optimis tahap awal seluas 30.000 Ha dapat rampung tepat waktu di Desember 2020, dan pada awal 2021, proses penanaman sudah bisa dilakukan.
Baca artikelDeputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian mengatakan lahan seluas 90.000 ha sudah dibuka untuk food estate dan master plan lumbung pangan Kalimantan Tengah masih dalam proses penyusunan. Sementara Amdal sudah rampung 60 persen.
Baca artikelNov 2020
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi memastikan dua lokasi kawasan Food Estate di Kalteng dan Sumut tidak melewati batas hutan lindung atau area konservasi lain.
Baca artikelMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan lahan food estate 165 ribu hektar bukan area gambut dan berada di luar kawasan hutan.
Baca artikelMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar menerbitkan Peraturan Menteri LHK No. 24 tahun 2020 yang dapat membuat kawasan hutan lindung menjadi area pembangunan lumbung pangan nasional atau Food Estate.
Baca artikelPemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar konsultasi publik penyusunan studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi rawa kawasan Food Estate seluas 165.000 Ha.
Baca artikelKementerian PUPR akan membangun jalan dan jembatan untuk konektivitas kawasan food estate dengan total panjang jalan dan jembatan 111,97 km dengan total anggaran Rp. 1,129 Triliun.
Baca artikelOkt 2020
Menteri PUPR mengatakan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi Blok A telah dimulai konstruksinya sejak 28 September 2020, dengan kontrak senilai Rp738,04 miliar dan dilaksanakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya, PT. Hutama Karya dan PT. Adipatria.
Baca artikelPeraturan Menteri (Permen) LHK No. 24 Tahun 2020 tentang Penyediaan Kawasan Hutan Untuk Food Estate, ditandatangani oleh Menteri LHK. Salah satu isi dalam peraturan ini menyatakan bahwa kawasan hutan lindung dapat dibuka untuk pembangunan food estate.
Baca artikelPenanaman perdana food estate oleh Presiden Joko Widodo. Selain padi, lahan food estate juga akan dikombinasikan dengan komoditas lain, mulai dari jeruk, kelapa, bawang merah, hingga ikan dan itik. Model bisnis ini akan dibangun setiap 1.000 hektare lahan, jika berhasil, model ini akan diterapkan di daerah lain.
Baca artikelSep 2020
Kementerian Pertanian menandatangani MoU kerja sama dengan TNI AD dalam program lumbung pangan di Kalimantan Tengah.
Baca artikelMenteri Pertahan mengatakan, program food estate akan terus dikembangkan. Nantinya total lahan yang akan dipakai seluas 1,4 juta ha di Kalimantan Tengah.
Baca artikelKementerian Pertahanan akan menggerakkan prajurit Zeni TNI AD dalam rangka land clearing, land grabbing, untuk siapkan lahan tanaman singkong di Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisang, dan Kabupaten Kapuas.
Baca artikelAgt 2020
Aliansi Dayak Bersatu berunjuk rasa menolak transmigrasi dalam program lumbung pangan nasional atau food estate di wilayah tersebut karena dinilai tidak berpihak pada masyarakat lokal.
Baca artikelKementerian Pertanian menyerahkan bantuan sarana dan prasarana produksi pertanian dengan total kurang lebih Rp379 miliar.
Baca artikelPresiden Joko Widodo mengalokasikan dana untuk ketahanan pangan tahun depan sebesar Rp104,2 triliun. Sebagian dana itu akan digunakan untuk pengembangan kawasan pangan berskala luas (food estate).
Baca artikelKementerian Pertanian menyiapkan 770.600 ha lahan di eks PLG, Kalimantan Tengah, untuk kawasan food estate. Penanaman padi dapat menggunakan tiga teknik antara lain rawa pasang surut, rawa lebak, dan lahan gambut.
Baca artikelJul 2020
Perum Bulog mempersiapkan pembangunan gudang dan rice milling di lokasi food estate Kalimantan Tengah.
Baca artikelKunjungan Jokowi, Prabowo, Moeldoko, Syahrul Yasin Limpo, Basuki Hadimuljono dan Suginto Sabran ke lokasi Food Estate di Desa Bentuk Jaya, Kapuas dan Pulang Pisau.
Baca artikelPresiden Jokowi akan membentuk badan yang mengelola pengembangan lumbung pangan. Badan ini akan bekerja sama dengan sama baik dengan pola investasi, BUMN, atau skema lainnya.
Baca artikelKementerian Pertahanan ditunjuk sebagai leading sector dalam memperkuat food estate.
Baca artikelJun 2020
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, pemerintah akan menyediakan anggaran sekitar Rp. 6 Triliun lebih untuk 3-4 tahun bagi program Food Estate di Kalteng.
Baca artikelMenteri Pertanian menegaskan, tidak melakukan program cetak sawah baru di lahan gambut tahun ini, hanya intervensi di lahan rawa mineral dengan satu meter kedalaman air.
*Sampai sekarang belum ada peta lokasi tepat yang dibuka untuk publik.
Baca artikelBeredar laporan interim Kaji Cepat Lingkungan Hidup (KLHS) dengan angka luasan yang sama dengan skema luasan dari Kementerian PUPR.
Pengembangan program Food Estate akan dilakukan Kementerian PUPR bersama Kementerian BUMN melalui skema investasi.
Baca artikelMei 2020
Food Estate direkomendasikan sebagai salah satu dari 89 proyek strategis negara dengan nama “Program Peningkatan Penyediaan Pangan di Kalimantan Tengah”. Rekomendasi ini ditampung dalam Revisi Perpres PSEL oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Hasil Rakor PUPR, potensi pengembangan wilayah blok A dan D lahan eks-PLG seluas 295.500 ha, dengan luas potensial yang sudah punya sistem irigasi dalam kawasan budidaya 165.000 ha. Seluas 85.500 ha perlu intensifikasi sistem irigasi, 79.500 ha perlu ekstensifikasi.
*Cetak Sawah berganti istilah menjadi Food Estate
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan stok beras hingga akhir tahun masih akan mencapai 4,7 juta ton. Ketersediaan beras dijamin aman hingga akhir tahun 2020.
Baca artikelApr 2020
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan, dan Peternakan Kalteng Sunarti mengatakan lahan seluas 300.000 hektar memang disiapkan untuk food estate. Namun, jika semuanya disetujui pemerintah pusat, total lahan untuk pertanian sebesar 663.287 hektar.
Baca artikelPresiden Joko Widodo memerintahkan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka lahan persawahan baru seluas 900.000 ha di lahan basah dan lahan gambut Kalimantan Tengah demi mengantisipasi ancaman krisis pangan akibat pandemi virus corona Covid-19.
Baca artikelMar 2020
FAO mengeluarkan peringatan bahwa pandemi Covid-19 berpotensi mempengaruhi pasokan pangan dunia akibat terganggunya distribusi logistik bahan pangan dan menurunnya ketersediaan tenaga kerja.
Baca artikelSuarakan pendapatmu!
Perlindungan hutan dan lahan gambut perlu disuarakan dengan lantang. Namun, itu takkan terjadi tanpa bantuan Anda.
Apa pendapatmu tentang Food Estate?
Via Facebook Via TwitterBerhenti gunakan pandemi sebagai alasan untuk mengeksploitasi,
Wahyu Perdana, Manajer Kampanye Pangan, Air, Dan Ekosistem Esensial, Walhi Nasional.